Subscribe:

Pages

Terbentuknya dan Perubahan Sikap



            Proses terbentuknya Sikap
Sikap social terbentuk dari adanya interaksi social yang dialami oleh individu. Interaksi social mengandung arti lebih daripada sekedar adanya kontak social dan hubungan antar individu sebagai anggota kelompok sosial. Dalam interaksi social, terjadi hubungan saling mempengaruhi diantara individu yang satu dengan yang lain, terjadi hubungan timbal balik yang turut mempengaruhi pola perilaku masing-masing individu sebagai anggota masyarakat.
Dalam interaksi sosialnya, individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Diantara berbagai factor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta factor emosi dalam diri individu.   
-       Teoti-teori Sikap
a)      Teori Keseimbangan Heider
b)      Teori Kesesuaian Osgood dan Tannenbaun
c)      Teori Disonansi Kognitif Festinger
d)     Teori Konsistensi Afektif-Kognitif Rosenberg
e)      Teori Fungsional Katz
f)       Teori Tiga Proses Perubahan Kelman                                                                                                                                                                                                                           
g)      Teori Nilai-Ekspektansi

Edward Chace Tolman dalam bukunya Purposive Behavior in Animals and Men yang terbit pada tahun 1932(Hergenhahn, 1982) mengemukakan konsepnya mengenai perilaku bertujuan (purposive) dimana manusia belajar mengenai suatu harapan yaitu rasa percaya bahwa suatu respons perilaku akan membawa kepada suatu peristiwa atau hal tertentu.
Tolman tidak banyak berbicara mengenai sikap secara khusus tetapi teorinya mengenai ekspektansi kognitf dapat menjelaskan proses terbentuknya sikap manusia dalam situasi lingkungannya. Menurut Tolman, kepercayaan adalah ekspektansi yang selalu mendapat komfirmasi secara konsiste. Dengan adanya kepercayaan ini sikap individu terhadap suatu hal dapat terbentuk.
Dengan analogi yang sama sepewrti pemahaman Tolman, sikap terhadap suatu perilaku akan terbentuk dari interaksi komulatif antara harapan individu akan konsekuensi perilaku dan penilaiannya akan hasil perbuatannya.
-       Sikap dan Central Attitude
Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseoarang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak maupun perasaan tidak mendung atau tidak memihak pada objek tersebut. Secara lebih spesifik, Thurstone sendiri memformulasikan sikap sebagai derajat efek positif atau epek negative terhadap suatu objek psikogis.
-       Perubahan dan Merubah Sikap
Pemahaman mengenai mekanisme perubahan dan mengubah sikap sangat diperlukan karena sebagai manusia kadang-kadang kita berperan sebagai agen perubahan dan kadang-kadang kita berperan sebagai subjek perubahan. Suatu waktu mungkin kita yang mengingkan orang lain agar mengubah sikap dan di lain waktu mungkin kita perlu mempertahankan sikap dari usaha-usaha yang hendak mengubahnya.
a)      Startegi Persuasi
Bagaimana sikap dapat berubah atau di ubah?. Persuasi merupakan usaha perubahan sikap individu dengan memasukkan ide, fikiran, pendapat, dan bahkan fakta baru lewat pesan-pesan komunikatif. Pesan yang disampaikan dengan sengaja dimaksudkan untuk menimbulkan kontrdiksi dan inkonsistensi diantara komponen sikap individu atau diantara sikap dan perilakunya sehingga mengganggu kestbabilan sikap dan membuka peluang terjadinya perubahan yang diinginkan.
b)      Pendekatan Tradisional
Pendekatan tradisional dalam persuasi pada umumnya meliputi beberapa unsure, yaitu sumber sebagai komunikator yang membawa psan kepada mereka yang sikapnya hendak diubah, sehingga dikenal istilah "who says what to whom and with what effect". Peran ke semua unsure dalam komunikasi persuasive ini ditelaah melalui studi dan riset sehingga melahirkan konsep teori mengenai strategi persusi dalam usaha perubahan sikap manusia.
Untuk mempelajari efek sumber komunikasi, yaitu komunikator, para peneliti tersebut memanupulasi berbagai karakteristik komunikator seperti sejauh mana ia dapat dipercaya, keahliannya, status, popularitasnya, dan lain-lain. Kemudian dipelajari pula berbagai karakteristik pesan yang disampaikan dengan memanupulasi berbagai aspek tipe komunikasi yang berlainan. Pada sisi lain riset tersebut manaliti berbagai variable yang ada pada diri subjek penerima pesan itu seperti kemudahannya disugesti, sikap mereka sebelum diberi pesan, inteligensi, harga diri, kompleksitas kognitif, dan berbagai sifat kepribadian lainnya.
Robert Baron dan Donn Byirne mengemukakan bahwa hasil riset mengenai persuasi dengan pendekatan tradisional ternyata kompleks dan tidak seluruhnya konsisten. Rangkumannya adalah sebagai berikut:
1.      Para ahli (orang yang kompeten) akan lebih persuasive dibandingkan dengan orang yang bukan ahli
2.      Pesan yang ditujukan untuk mengubah sikap tanpa kentara biasanya lebih berhasil daripada pesan yang tampak jelas berusaha memanipulasi kita
3.      Komunikator yang popular dan menarik akan lebih efektif daripada komunikator yang tidak popular dan tidak menarik
4.      Kadang-kadsang manusia lebih mudah terpengaruh oleh persuasi sewaktu perhatian mereka terpecah oleh kejadian lain daripada waktu mereka menaruh perhatian penuh pada pesan yang disampaikan.
5.      Individu yang memiliki harga diri rendah akan lebih mudah terbujuk daripada indivbidu yang memiliki harga diri tinggi.
6.      Bila individu yang menjadi sasaran memiliki sikap bertentangan dengan sikap para calon pelaku persuasi maka akan lebih efektif bagi komunikstor untuk melakukuan pendekatan dua-sisi yang menyajikan pandangan kedua belah fihak daripada pendekatan satu sisi.
7.      Orang yang berbicara cepat umumnya lebih persuasive daripada orang yang berbicara lambat.
8.      Persuasi dapat diperkaya oleh pesan-pesan yang membangkitkan emosi yang kuat (khususnya emosi takut) dalam diri orang.
c)      Pendekatan Teori Kognitif
Pendekatan tradisional dalam persuasi, walaupun terbukti sangat bermanfaat, tidak membahas sama sekali mengapa orang berubah sikapnya bila dihadapkan pada pesan persuasif. Perspektif ini memusatkan perhatiannya pada analisis respons kognitif yaitu suatu usaha untuk memahami apa yang difikirkan orang sewaktu mereka dihadapkan pada stimulus persuasif.
d)      Pendekatan Belajar-Pesan
Pendekata belajar-pesan mengatakan bahwa proses yang paling dasar dalam pengubahan sikap manusia adalah atensi, pemahaman, penerimaan, dan retensi.
e)     Komunikator Sebagai Sumber Komunikasi
Penelitian menunjukan bahwa efektivitas komunikator dalam menyampaikan pesannya akan tergantung pada beberapa hal,  yang telah diteliti secara ekstensif, antara lain adalah kredibilitas, daya tarik, dan kekuatan komunikator itu sendiri
f)      Efektivitas Komunikasi
Efektivitas komunikasi dan pengaruhnyua terhadap perubahan dan merubah sikap dapat dilihat dari paling tidak dua aspek, yaitu organisasi komunikasi dan isi komunikasi atau pesan yang disampaikan.

0 komentar:

Buscar

.


Get this widget!